Ilmu syariah ternyata masih kurang memuaskan jiwanya. Ia pun akhirnya menekuni ilmu rohani yang akhirnya ia menjalani latihan-latihan,menempuh tariqat,kemudian mencapai ma'rifat dan hakikat. Karena kesempurnaan ilmunya dan amalannya,akhirnya ia mendapatkan julukan wali ghuts. Di mana wali ghuts ini menduduki jenjang rohani dan keistimewaan kedua setelah para nabi. Keistimewaan ini ialah Abdul Qadir Jailani seringkali dikabulkan Allah permohonannya bagi umat manusia.
Konon ia menghabiskan malam-malamnya untuk beribadah dan membaca Alquran. Bahkan tiga puluh juz selesai selama satu malam. Ini dilakukan ketika ia memasuki masa-masa mencari kesucian rohani. Ia ingin dan merasa haus untuk bisa lebih dekat kepada Allah. Maka tak heran untuk mendapatkan keinginan yang demikian,ia suka menyendiri dan memisahkan diri dalam hubungan dengan manusia. Tujuannya tak lain adalah ingin memusatkan jiwa dan raganya dalam mencapai keistimewaan jiwanya. Dikala menjalani kegiatan dan kesibukan yang demikian itu,ia seringkali berjalan-jalan mengarungi padang pasir yang sepi di malam hari dan siang pun berpuasa. Ia berjalan tanpa membawa bekal apa pun. Ia serahkan jiwa dan raganya sepenuh hati kepada Allah.
Semakin hari semakin haus akan keinginan untuk mensucikan jiwa raganya sehingga ia harus meninggalkan Baghdad untuk beruzlah. Selama dua belas hari ia berjalan tanpa bekal,hanya berbekal berserah diri kepada Allah,hingga akhirnya ia sampai di Syutar. Dua belas tahun lamanya Abdul Qadir tinggal di Syutar. Disini,dianggap tepat sebagai tempat pengasingan diri untuk memisahkan kehidupannya dalam masalah keduniaan.
Dalam pengasingannya di Syutar inilah ia mendapatkan ketenangan jiwa dan mencapai apa yang diinginkan. Ia pisahkan dirinya dari kesibukan duniawi dan mementingkan kesempurnaan jiwa. Akhirnya ia mencapai tingkat ma'rifat. Ia dapatkan nur yang telah didambakan selama ini. Dan dijinakkan nafsunya yang merusak ibadahnya,ditinggalkan nafsu hewaninya jiwanya telah bersih dari segala yang mengotorinya.
Manakala ia telah mendapat pada tingkat kesempurnaan dalam jiwanya atau dalam rohaninya,ternyata iblis tidak membiarkan begitu saja. Iblis tidak rela jika ada umat manusia yang tawadlu dan berbakti kepada Allah. Maka suatu hari iblis mendatangi Abdul Qadir Jailani dengan tujuan menggoda dan mengkufurkannya. Iblis datang menyamar sebagai malaikat Jibril.
"Salam sejahtera untukmu,wahai Abdul Qadir."
"Siapakah engkau?"tanya Abdul Qadir Jailani.
"Ketahuilah,aku adalah malaikat Jibril diutus Allah menghadap kepadamu. Aku telah membawakanmu Buraq dan membawamu ke langit tertinggi menghadap kehadirat Allah,"kata Iblis yang menjelma menyerupai Jibril.
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya engkau yang datang ini bukanlah Jibril. Tapi engkau ini Iblis yang hendak menggodaku dalam berzikir. Sebab Buraq maupun Jibril tak akan turun kedunia lagi setelah masa Nabi Muhammad saw. Terakhir kalinya Buraq dan Jibril kedunia ketika menjumpai Nabiyullah!"jawab Abdul Qadir yang merasa bahwa ia hendak dikecoh Iblis.
"Betapa engkau dapat menyelamatkan dirimu dari godaanku karena ilmu yang kamu miliki,wahai Abdul Qadir!"kata Iblis mengaku kalah.
"Minggatlah dari sini dan jangan ganggu aku!"kata Abdul Qadir Jailani.
Diceritakan pula konon Abdul Qadir Jailani ketika di dalam hutan belantara dengan bermaksud mengasingkan diri demi mendekatkan jiwanya kepada Allah, ia digoda Iblis.
Di dalam hutan belantara yang sepi ia seorang diri. Dalam waktu yang lama ia berpuasa,tidak makan dan minum. Ia curahkan jiwanya untuk berzikir kepada Allah saja. Disaat kesendirian itu,Iblis mencoba untuk menggoda dan menggugurkan ibadah Abdul Qadir Jailani.
Dengan tiba-tiba, di atas langit muncul sosok yang terang bersinar. Untuk sementara waktu Abdul Qadir Jailani takjub. Apakah gerangan itu.
"Wahai Abdul Qadir Jailani! Ketahuilah bahwasanya Akulah Tuhanmu. Berkat ibadahmu dan kema'rifatanmu maka engkau menjadi manusia yang istimewa dalam pandanganku. Karena itulah Aku memberi kemurahan bagimu. Kini Aku telah menghalalkan bagimu segala yang haram!" kata suara yang muncul dari sinar terang benderang.
"Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan setan yang terkutuk," kata Abdul Qadir Jailani berdoa memohon perlindungan kepada Allah, karena ia tahu kalau sosok cahaya yang muncul bukanlah Allah. Maka cahaya di langit segera lenyap.
"Wahai Abdul Qadir, karena ilmu yang kau miliki dan rahmat Allah, engkau selamat dari tipuanku," kata Iblis. "Cobalah engkau terangkan, bagaimana kau bisa mengetahui kalau cahaya di langit tadi bukan Tuhan tetapi Iblis?"
"Setan terlaknat! Ketahuilah bahwa Allah tak pernah menghalalkan apa yang telah diharamkanya. Maka jika sinar cahaya yang terang benderang tadi mengaku sebagai Tuhan dan menghalalkan yan haram, jelaslah bahwa itu tipuan dan daya upaya Iblis untuk menjadikan diriku terpelosok pada kekufuran,"kata Abdul Qadir Jailani | Bersambung | Ke Bagian 4 | By: Asep Saepudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar